Dulu lama
sekali sebelum kakiku berani menjejak bumi, aku pernah takut. Menyapa pagi yang
kilaunya merisaukan mata. Merasai angin yang tajamnya menyayat jiwa. Menjemput
malam yang gelapnya terlalu menyakitkan. Aku takut. Sampai akhirnya takdirku
benar-benar menjumpa. Tiga tahun hidup bersama manusia-manusia aneh
luar biasa.
Manusia aneh yang dengan segala kealayannya membuat hidupku lebih berwarna.
Taukah sayang, hadirmu semakin meluruskan jalanku yang bergelombang.
Ingatkah saat
pertemuan pertama kita, ketika kalian mengira diriku sebagai seorang kakak
kelas yang terlihat dewasa (dewasa_red). Mulanya aku bukan kawan yang baik
untuk kalian, kerap kali kita berselisih paham hanya karena antri mandi. Konyol bukan? Ah, bukankah
semua yang kita lakukan selama ini adalah kekonyolan??
Ternyata benar
kata orang, kesamaan tujuan bisa mempersatukan. Kesamaan itulah yang akhirnya
mau tak mau membuat kita bersatu dan bersekutu, menjadi brandal kecil kostan.
Masih ingatkah corro’s home kita tercinta, Madam, Padam, BTM atau TM yang kerap
kali masuk kamar dan bertanya, ‘Mba, itu apa?’. Masih ingat dengan kebun
binatang? Yang di dalamnya lengkap ada kecoa, semut dan kawan-kawan. Saking
kerennya sampai-sampai ada kecoa terbang. Masih ingatkah saat kita dengan
sabarnya menanti pencuri sampai tidur di lantai. Taukah kalian aku masih
mengingat kekhawatiranku pada kalian saat
melihat kalian terbujur diatas ranjang UGD rumah sakit. Aku menyesal, lakuku
yang membuat kalian seperti itu.
Ada juga
cerita manis kita di Ash-Solihin tercinta. Cerita tentang malam romantis
yang mengajak kita bersenda gurau dengan masa depan. Bagiku itu romantis meski
tanpa bintang betebaran, tanpa senyum sabit rembulan. Entahlah masih banyak kisah lain yang akupun
tak bisa mengungkapkannya lewat kata, tentang TA, seminar, mabit, ICC, TFG dll.
Aku tak ingin menuliskannya karena aku takut pemaknaannya tak seindah kenyataan.
Kisah ini terlalu indah untuk diungkapkan.
Kini, aku tahu tak seperti dulu
lagi. Tak ada sapaan iseng menyebalkan saat aku keluar kamar. Tak ada panggilan
hangat mesra saat mengajak makan. Tak ada nomor antrian mandi tiap pagi. Tak ada
lagi. Kini ada sekat dalam ruang panjang yang membatasi gerak langkah kita tuk
saling sapa, mengharuskanku hanya bisa menatapmu lewat beberapa pixel terbatas atau mendengar
celetuk tulisanmu yang menyebalkan di
dunia maya.
Di sini,
Sekali lagi....,ingin
kuucapkan terimakasih teramat mendalam, atas semua kisahnya selama ini. Setidaknya
masih ada kenangan indah yang bisa kuingat saat aku kesepian di kota hujan. Setidaknya ketika semangatku sedang terkantuk, masih ada memori manis yang meyakinkanku
bahwa ukhuwah itu indah, persahabatan karena iman itu bisa membuat dada sedikit
terasa lebih longgar. Setidaknya masih ada yang kubanggakan untuk kuceritakan pada
anak cucuku nanti, bahwa dulu ada 2 manusia hebat yang bisa membuatku seperti
ini.
~
Itu kisahku, mana kisahmu??
No comments:
Post a Comment