Sunday 8 December 2013

Cerpen: Kau


Ini adalah kali kedua aku melihatmu bersama orang yang kau sebut sebagai kekasih. Genggaman tanganmu pada jemarinya membuatku bertanya benarkah itu kau (?) yang sedang tersenyum bahagia bersama dia?

Aku sedang menunggumu, sambil memantaskan diri agar nantinya aku layak bersanding denganmu. Seperti kata orang bijak kebanyakan, bahwa orang yang baik tentunya akan diperuntukkan kepada orang yang baik pula. Jika memang demikian, apakah itu dirimu?
Tidak menutup kemungkinan memang, Tuhan memberi rencana lain untukku.

Jika itu bukan dirimu. Dan aku harap itu bukan dirimu. Semoga Tuhan bisa segera mempertemukan kita. Kemudian kau segera datang menjemputku, memintaku dengan baik-baik dari kedua orang tuaku. Berjanji akan membahagiakanku di dunia dan di akhirat nantinya.
Karena aku takut ada orang lain yang datang, namun aku tak mengenalimu. Sehingga akupun mengira kau adalah dirinya.

Datanglah segera....



gambar dari sini



Stand up for what you believe in, even if it means standing alone..


gambar dari sini

Keputusan



Dalam hidup ini pasti suatu saat kita akan dipertemukan dengan persimpangan jalan, dan mau tak mau harus memilih dan membuat keputusan. Harus memilih, bahkan tidak memilihpun adalah sebuah pilihan dan merupakan suatu keputusan. Dan setiap pilihan dan keputusan itu akan dipertanggung jawabkan.

Beberapa hari ini yang lalu saya kembali mendapatkan pelajaran hidup luar biasa itu, tentang membuat keputusan.

Setiap orang harus siap mempertanggung-jawabkan keputusannya, apapun keputusan itu. Siap dengan segala resiko yang ada, siap dengan segala cabang-cabang yang kadang kita sendiri tak menyadari bahwa ialah akibat yang ditimbulkan dari keputusan itu.

Menjadi apa dirimu saat ini, merupakan kumpulan keputusan yang telah kau buat sejak kau memahami bahwa dirimu mempunyai kesempatan untuk memilih. Meski tak bisa dipungkiri keputusanmu itu merupakan hasil akumulasi pengaruh orang-orang disekitarmu, namun sekali lagi itu pulihanmu, terpengaruh apa kata mereka begitu saja atau tidak.

Bahkan saat kau terpaksa memenuhi keinginan orang lain pun dalam urusan hidupmu sendiri, itu artinya kau telah memutuskan untuk mengikuti keinginannya, dengan alasan apapun itu. Sekali lagi, kau telah mengambil keputusan. Menurut atau berontak merupakan suatu pilihan.

Hidup ini penuh dengan keputusan, tidak hanya memutuskan hal-hal yang jelas terlihat untuk dipilih. Bahkan keputusanmu untuk meluangkan waktumu sebentar membaca tulisan ini juga merupakan sebuah keputusan bukan?


gambar dari sini

Alhamdulillah akhirnya inget password blog, semoga azzam buat nulis rutin di blog bukan hoax!