Thursday 29 August 2013

Amanah Baru (?)



Menjadi divisi acara bukan hal yang baru bagi saya, apalagi acara ospek semacam ini. Persis setahun lalu saya menjadi divisi acara ospek kampus mahasiswa baru. Dan hal itu terulang sekali lagi tahun ini, bedanya jika dulu jadi sekertaris divisi, sekarang jadi ketua divisinya.
Pengalaman pernah mendapatkan amanah yang sama merupakan salah satu alasan saya menerima amanah itu. Sebelumnya saya harus berfikir puluhan kali untuk berkata iya. Bukan hal yang mudah, karena pasti dengan saya menerima amanah ini, akan banyak hati-hati
yang tersakiti, banyak amanah-amanah lain yang terbengkalai. Karena saya sekertris sebuah departemen di BEM, otomatis saya menjadi sekertaris semua program kerjanya. Terlebih lagi, tiga dari empat prokernya berkelanjutan. Belum lagi penggilan-panggilan darurat merombak ulang proposal dan lain-lain. Alasan inilah yang membuat saya berpikir puluhan kali, meminta saran orang-orang lain yang lebih berpengalaman. Salah satu hal yang menguatkan adalah perkataan seorang sahabat bahwa saya adalah orang yang bisa multi tasking. Bisa fokus kemana-mana. Waduh, apa iya? Sebuah kalimat yang melapangkan dada, namun juga merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Hal kedua yang membuat saya ragu adalah karena saya perempuan. sampai kemudain seorang kakak berkata ‘kenapa tidak?’. Tak pernah terbayangkan pada saat hari H H HHjbnfketika harus lari kemana-mana, memastikan semua terkondisikan dengan baik dan lancar, selalu siap sigap tanggap dengan segala kemungkinan yang ada, dan lain-lain. Dan akhirnya kenapa tidak? Mencoba tantangan baru apa salahnya, bukankah menyenangkan ketika berjumpa dan bekerja dengan orang-orang baru, menyelami pikiran dan kehidupan mereka yang luar biasa.
Ternyata perjuangan kali ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan pengalaman saya setahun dulu. Selain SDM yang benar-benar minim, amanah yang lainpun  silih berganti memanggil-manggil. Lagi-lagi, harus mengecewakan banyak hati. Rekan-rekan sedivisipun tak jauh berbeda, mereka lebih sibuk luar biasa. Dari sepuluh orang, tidak pernah sekalipun saat rapat lengkap semua. Ada yang exchange, ikut IGTF, jadi PJS kadiv acara kegiatan lain, sakit, dua minggu turun ke desa, dan seabreg kesibukan lain mereka. Rapatpun lebih sering hanya berdua atau bertiga, dan berganti-ganti orang.
Perjuangan inipun terasa lebih berat dari biasanya. Entah ini saya sendiri yang merasa atau memang sudah demikian adanya, jika ada bagian lain yang tidak berfungsi sebagai mana mestinya, maka saya harus bekerja ekstra untuk menghandle fungsi itu. Dari awal memang sudah terasa ada yang tidak pas pada tempatnya, entah apa itu, mungin waktu, orang-orangnya, aturan, atau apalah. Saya mencoba menganggap semua baik-baik saja. Sampai ditengah, ternyata saya keteteran luar biasa. Pikiran ngga fokus, amanah lain terbengkalai, diteror banyak orang yang menanyakan ‘gimana MPF? Ada masalah ngga? Sampe mana progresnya? Gimana pembicara?’ mungkin saya yang salah tanggap atau bagaimana. Bukan meneror, tapi lebih tepatnya peduli. Saya terharu, bagaimana bisa orang lain bisa sepeduli itu, padahal teman saya yang satu divisi sajaa..
Suatu saat seperti mendapat tamparan yang luar biasa sakitnya, saya lupa jadwal UAS, benar-benar lupa, diuruspun nihil hasilnya. Ini bukan hanya tentang amanah semata, tapi tugas utama saya sebagai sebagai seorang anak sekaligus mahasiswa. Niat pengen jujur, tapi ternyata...sudahlah, semoga menjadi pembelajaran hidup selanjutnya. Apapun itu, yang pasti ini adalah murni kesalahan saya pribadi. Jadi teringat perkataan kakak saat saya bilang ada amanah baru jadi kadiv acara ospek fakultas. Beliau tidak mengiyakan, hanya mewanti-wanti jangan lupa birrul walidainnya, inget dikampus mau apa? Jangan sampe kegiatan jadi kambing hitam. Iya, saya sadar dan akhirnya memang sayalah yang salah. Bukan orang lain, atau amanah apapun itu. Hanya momennya saja mungkin yang bertepatan, saat pikiran benar-benar kacau.
Salah satu hal yang lucu adalah saat saya benar-benar drop pikiran dan hati (sama seperti setahun yang lalu), sesaat sebelum puasa, tenaga saya benar-benar habis terkikis, tiba-tiba saya terserang diare. Berhari-hari perut serasa dikuras habis, tidak hanya itu, sekarang ditambah sumbilangen yang rasanyaaa..... Bedanya jika dulu saat saya jatuh masih ada orang lain yang membantu, tapi sekarang, mau minta batuan siapa lagi??

1 comment:

  1. Nisss, syemangat Nisak! Mungkin memang dasarnya PSDM suka banyak menerima amanah, mungkin memang dasarnya PSDM ga bisa kalo ga bilang engga ketika ditawarkan amanah, dan kemungkinan lainnya. Dan ya, Asya pun sering kali diingatkan untuk 'jangan lupa tujuan utama kita disini'. InsyaAllah, meski udah gak satu atap lagi, PSDM siap membantu, termasuk doa agar smuanya dimudahkan, lancar, dan sukses hhee syemangat Nisak!

    ReplyDelete

Alhamdulillah akhirnya inget password blog, semoga azzam buat nulis rutin di blog bukan hoax!