Tansisi..
Masa yang biasanya
orang lain tak menyukainya, masa yang kadang ku benci. Karena dimasa-masa itu
aku harus kembali bergelut dengan pembiasaan baru. Tapi tetap saja aku merasa
begitu menjengkelkannya masa itu, karena itu artinya,,aku harus berpisah dengan
masa lalu.
Ini bukan tentang
masa transisiku. Tapi masa transisi orang lain yang seringkali kusebut mereka
dekat denganku. Entahlah mereka menyebutku seperti apa. Tak jauh beda dengan
beberapa tahun lau. Masa itu kembali berulang.
Mereka telah
menjemput takdirnya lebih dulu.
Ketika aku sedang
menunggu kakak kostan yang sedang sidang skripsi. Tak ada yang lebih
membahagiakan saat melihat senyumnya mengembang dan memeluku erat. Sungguh, aku
ikut bahagia dengan itu.
Bahkan pada momen
bahagia lainnya. Aku ikut rempong, bahkan yang paling ekstrim juga minta
didandanin. Bertingkah seperti layaknya seorang anak bawang yang mengikuti
apapun yang dilakukan kakaknya. Kemudian numpang narsis berfoto-foto ria dengan
kakak kostan (juga). Dan ini juga sungguh, aku ikut bahagia karena mereka,
meskipun di dalam hati kecil ada yang berbicara,"sebentar lagi mereka akan
meninggalkanmu Nis".
Ah iya, memang sudah
saatnya mereka memenuhi takdir masing-masing. Suatu saat nanti aku pasti juga
demikian.
Waktu terus berlalu.
Setiap orang punya urusan masing-masing. Setiap jiwa kan menemui takdirnya.
Memang seharusnya demikian, pun juga diriku. Suatu saat kan pergi juga
meninggalkan masa lalu. Karena ditinggalkan atau meninggalkan adalah suatu
pilihan.
Semoga dengan
menyusun beberapa kata di sini, setidaknya bisa menyampaikan beberapa patah isi
hati. Sebentuk kata sederhana sebagai pengganti lidah yang ada tempat untuk
mengungkapnya, karena terkadang pendengar terbaik adalah kertas putih yang siap menerima coretan apapun, kita semua memilikinya.
No comments:
Post a Comment