Teruntuk Indonesiaku..
tercinta,
Sayangku..
Tahukah kamu,
Tadi malam aku bermimpi. Entah bagaimana,
tiba-tiba masaku meluncur begitu saja ke angka 36. Masa emas Indonesia 2030.
Masa ketika aku sedang jaya-jayanya memiliki empat pahlawan kecil lucu-lucu,
suami yang selalu setia mendampingiku, dan juga karir yang semakin kuat saja
mengepakkan sayapnya. Saat itu aku bahagia, sangat amat bahagia. Tapi bukan itu
yang ingin kuceritakan padamu sayang, bahaga kita lebih dari itu.
Aku ingin bercerita tentang sebuah bahagia yang
lain yang membuat semangatku selalu kembali meletup-letup
ketika aku
mengingatnya. Sebuah bahagia, yang bahkan menjadi angankupun tak pernah. Betapa
tidak. Aku
melihatmu sayang, setiap pagi dengan senyum indah merekah menyapaku dengan
ramah lewat seberkas cahaya di sela-sela jendela. Senyumu begitu indah karena
ku yakin kau baru saja menyaksikan matahari yang menandaskan embun disela
dedaunan yang makin rimbun. Tak hanya satu dua batang, bahkan ratusan atau
mungkin ribuan hektar ia menyapu bersih embun sisa angin semalam. Ya, itu hal
yang mudah bagi matahari, ia sudah terlatih, karena memang rerimbunan daun itu
memang sudah banyak sejak dulu, sejak pemerintah sadar bahwa rerimbunan itu
memang perlu dijaga. Sepertinya lubang ozon yang makin merekah lebarnya menjadi
fakta hebat yang menggugat akal mereka. Sehingga kemudian para pejabat itupun
membuat kebijakan wajib menanam pohon setiap hari. Sepertinya denda seratus
ribu cukup membuat orang-orang sepertiku jera. Jadilah aku setiap hari menanam
apapun yang bisa kutanam. Kadang pohon jati, mahoni, buah mangga, rambutan,
bahkan bunga-bungapun jika kepepet bisa saja kutanam. Aku menanamnya di polly
bag, sebelum nantinya dipindahkan di lahan permanen. Jangan tanya lahan,
setelah lahan pekaranganku tidak ada lagi tempat untuk menanam, setiap satu
kota/kabupaten telah disediakan lahan berhektar-hektar untuk menanam. Lahan perumahan
yang dulunya hutan dikembalikan seperti sedia kala. Tak ada oknum tak
bertanggung jawab seperti zamanku remaja dulu. Semua pejabat sekarang
profesional. Tak ada suap menyuap, sogok menyogok. Jadilah lahan tanam kami
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tak ada satu orangpun yang pernah
berkhayal mencaplok tanah lahan.
Untuk urusan pemerintahan, jangan kau
tanyakan. Pejabat-pejabatmu kini sungguh hebat. Mereka menamakan diri
mereka sendiri sebagai pelayan rakyat. Tak akan pernah kau temui jalanan ditutup
karena ada gubernur lewat, tak akan pula kau lihat arak-arakan presiden dengan
parade pengawalan seabreg. Bahkan jika beruntung, aku bisa naik angkot duduk
bersebelahan dengan beberapa anggota DPR yang mau berangkat rapat. Pada saat
rapat, aku yakin tak akan pernah ada CCTV yang merekam para anggota DPR itu
(ke)tidur(an). Mereka jauh lebih tertarik membahas nasib kita dari pada
memikirkan nasib mereka sendiri. Lewat TV, akupun bisa melihat, mendengar
bahkan merasakan semangat mereka yang berkobar menyala saat memperjuangkan
nasib rakyatnya. Tak aneh memang, mereka sudah seperti itu sejak dulu. Semangat
yang masih sama, meletup-letup berkobar membara tak pernah ada padamnya. Sama
seperti tujuh belas tahun yang lalu saat aku ikut bersama mereka mengepalkan
tangan meninju langit sambil berteriak lantang ‘hidup mahasiswa’. Ternyata
pelajaran moral berharga saat menjadi mahasiswa dulu sangat tertanam dalam diri
mereka. Dan mungkin yang agak aneh, kau kan menjumpai orang-orang tua yang
buntung tangannya. Dari mulai jari, pergelangan tangan, bahkan ada yang sampai
siku, kanan ataupun kiri. Jangan tanya mengapa, keadilan telah ditegakkan. Para
pejabat yang terbukti korupsi dihukum mental dengan potong tangan. Kurasa itu
hukuman yang paling tepat, karena hukuman itu berlaku seumur hidup. Orang yang
mengaku waras pasti harus berpikir jutaan kali jika mau korupsi.
Ada lagi. Sekarang aku tak pernah kawatir
meninggalkan anakku belajar bersama TV. Ternyata perkembangan media yang satu
ini sungguh luar biasa. Tak seperti dulu, kini semua channelnya menarik dan
mendidik. Cocok untuk semua usia. Kau akan kecewa jika mencari acara gosip,
ftv, ataupun sinetron, karena takkan pernah kau temui acara-acara aneh seperti
itu lagi. Kami lebih tertarik membahas alam, ilmu pengetahuan dan informasi
terkini. Jika kau menyaksikan informasi terkinipun tidak ada berita yang
aneh-aneh seperti saat umurku 19 tahun dulu. Takkan ada berita yang menyudutkan
satu pihak menyanjung pihak yang lain, semuanya independen. Semuanya bebas
berekspresi tanpa melanggar hak-hak asasi. Kini media menempatkan dirinya pada
tempatnya, sebagai tempat untuk pertukaran pikiran, kritik, pengembangan
gagasan sehingga media dapat menjalankan salah satu fungsinya sebagai fungsi
pendidik. Indah memang.
Tapi sayang, Sayangku. Tepat jam setengah empat,
jam weker dibawah bantal membangunkanku dari sebuah masa yang penuh
kebahagiaan, masa yang tadi kuceritakan. Masa menakjubkan yang aku yakin semua
orang pasti akan mendamba masa itu sebagai suatu kenyataan. Aku kembali terbangun
dari alam mimpi. Entahlah, apakah ini hanya sekedar bunga tidur tanpa arti,
atau cerita indah kandungan sebuah visi yang sebentar lagi akan diwujudkan?
Lalu siapa yang bisa mewujudkannya? Aku, kamu dan semua orang yang mengerti.
Semua orang yang mengerti keinginan hatinya untuk mewujudkan suatu kenyataan
bahwa cerita tadi begitu dekat untuk direalisasikan.
gambar diambil dari sini
No comments:
Post a Comment