Tuesday 5 March 2013

Surat Cinta



Teruntuk Indonesiaku..
tercinta,
Sayangku..
Tahukah kamu,
Tadi malam aku bermimpi. Entah bagaimana, tiba-tiba masaku meluncur begitu saja ke angka 36. Masa emas Indonesia 2030. Masa ketika aku sedang jaya-jayanya memiliki empat pahlawan kecil lucu-lucu, suami yang selalu setia mendampingiku, dan juga karir yang semakin kuat saja mengepakkan sayapnya. Saat itu aku bahagia, sangat amat bahagia. Tapi bukan itu yang ingin kuceritakan padamu sayang, bahaga kita lebih dari itu.
Aku ingin bercerita tentang sebuah bahagia yang lain yang membuat semangatku selalu kembali meletup-letup
ketika aku mengingatnya. Sebuah bahagia, yang bahkan menjadi angankupun tak pernah. Betapa tidak. Aku melihatmu sayang, setiap pagi dengan senyum indah merekah menyapaku dengan ramah lewat seberkas cahaya di sela-sela jendela. Senyumu begitu indah karena ku yakin kau baru saja menyaksikan matahari yang menandaskan embun disela dedaunan yang makin rimbun. Tak hanya satu dua batang, bahkan ratusan atau mungkin ribuan hektar ia menyapu bersih embun sisa angin semalam. Ya, itu hal yang mudah bagi matahari, ia sudah terlatih, karena memang rerimbunan daun itu memang sudah banyak sejak dulu, sejak pemerintah sadar bahwa rerimbunan itu memang perlu dijaga. Sepertinya lubang ozon yang makin merekah lebarnya menjadi fakta hebat yang menggugat akal mereka. Sehingga kemudian para pejabat itupun membuat kebijakan wajib menanam pohon setiap hari. Sepertinya denda seratus ribu cukup membuat orang-orang sepertiku jera. Jadilah aku setiap hari menanam apapun yang bisa kutanam. Kadang pohon jati, mahoni, buah mangga, rambutan, bahkan bunga-bungapun jika kepepet bisa saja kutanam. Aku menanamnya di polly bag, sebelum nantinya dipindahkan di lahan permanen. Jangan tanya lahan, setelah lahan pekaranganku tidak ada lagi tempat untuk menanam, setiap satu kota/kabupaten telah disediakan lahan berhektar-hektar untuk menanam. Lahan perumahan yang dulunya hutan dikembalikan seperti sedia kala. Tak ada oknum tak bertanggung jawab seperti zamanku remaja dulu. Semua pejabat sekarang profesional. Tak ada suap menyuap, sogok menyogok. Jadilah lahan tanam kami tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Tak ada satu orangpun yang pernah berkhayal mencaplok tanah lahan.
Untuk urusan pemerintahan, jangan kau tanyakan.  Pejabat-pejabatmu kini sungguh hebat. Mereka menamakan diri mereka sendiri sebagai pelayan rakyat. Tak akan pernah kau temui jalanan ditutup karena ada gubernur lewat, tak akan pula kau lihat arak-arakan presiden dengan parade pengawalan seabreg. Bahkan jika beruntung, aku bisa naik angkot duduk bersebelahan dengan beberapa anggota DPR yang mau berangkat rapat. Pada saat rapat, aku yakin tak akan pernah ada CCTV yang merekam para anggota DPR itu (ke)tidur(an). Mereka jauh lebih tertarik membahas nasib kita dari pada memikirkan nasib mereka sendiri. Lewat TV, akupun bisa melihat, mendengar bahkan merasakan semangat mereka yang berkobar menyala saat memperjuangkan nasib rakyatnya. Tak aneh memang, mereka sudah seperti itu sejak dulu. Semangat yang masih sama, meletup-letup berkobar membara tak pernah ada padamnya. Sama seperti tujuh belas tahun yang lalu saat aku ikut bersama mereka mengepalkan tangan meninju langit sambil berteriak lantang ‘hidup mahasiswa’. Ternyata pelajaran moral berharga saat menjadi mahasiswa dulu sangat tertanam dalam diri mereka. Dan mungkin yang agak aneh, kau kan menjumpai orang-orang tua yang buntung tangannya. Dari mulai jari, pergelangan tangan, bahkan ada yang sampai siku, kanan ataupun kiri. Jangan tanya mengapa, keadilan telah ditegakkan. Para pejabat yang terbukti korupsi dihukum mental dengan potong tangan. Kurasa itu hukuman yang paling tepat, karena hukuman itu berlaku seumur hidup. Orang yang mengaku waras pasti harus berpikir jutaan kali jika mau korupsi.
Ada lagi. Sekarang aku tak pernah kawatir meninggalkan anakku belajar bersama TV. Ternyata perkembangan media yang satu ini sungguh luar biasa. Tak seperti dulu, kini semua channelnya menarik dan mendidik. Cocok untuk semua usia. Kau akan kecewa jika mencari acara gosip, ftv, ataupun sinetron, karena takkan pernah kau temui acara-acara aneh seperti itu lagi. Kami lebih tertarik membahas alam, ilmu pengetahuan dan informasi terkini. Jika kau menyaksikan informasi terkinipun tidak ada berita yang aneh-aneh seperti saat umurku 19 tahun dulu. Takkan ada berita yang menyudutkan satu pihak menyanjung pihak yang lain, semuanya independen. Semuanya bebas berekspresi tanpa melanggar hak-hak asasi. Kini media menempatkan dirinya pada tempatnya, sebagai tempat untuk pertukaran pikiran, kritik, pengembangan gagasan sehingga media dapat menjalankan salah satu fungsinya sebagai fungsi pendidik. Indah memang.
Tapi sayang, Sayangku. Tepat jam setengah empat, jam weker dibawah bantal membangunkanku dari sebuah masa yang penuh kebahagiaan, masa yang tadi kuceritakan. Masa menakjubkan yang aku yakin semua orang pasti akan mendamba masa itu sebagai suatu kenyataan. Aku kembali terbangun dari alam mimpi. Entahlah, apakah ini hanya sekedar bunga tidur tanpa arti, atau cerita indah kandungan sebuah visi yang sebentar lagi akan diwujudkan? Lalu siapa yang bisa mewujudkannya? Aku, kamu dan semua orang yang mengerti. Semua orang yang mengerti keinginan hatinya untuk mewujudkan suatu kenyataan bahwa cerita tadi begitu dekat untuk direalisasikan.

gambar diambil dari sini

No comments:

Post a Comment

Alhamdulillah akhirnya inget password blog, semoga azzam buat nulis rutin di blog bukan hoax!