kk sy ngga pernah
nyuruh liqo, ikut rohis, ngga boleh pacaran dll, tapi karena keteladanan
beliaulah akhirnya sy jd penasaran, nyari tau dan akhirnya paham. diam bukan
berarti tidak memberi perhatian :)
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu. Kita abadi. Sapardi Djoko Damono (1982)
Friday, 27 December 2013
Wednesday, 11 December 2013
Anda tidak akan
merasa kesepian ketika anda mencintai orang. Tapi anda akan merasa kesepian
ketika anda hanya mengharapkan orang lain mencintai anda..
(Dharmawan 2013)
Huehee..sama kaya masyarakat kita
Arti kemerdekaan
hanya sekedar merdeka dalam arti bebas melakukan segala sesuatu, bebas
berpendapat dan bebas semau-maunya
Bukan bebas
menentukan nasibnya sendiri mau seperti apa, bukan bebas mencari dan menemukan
masa depannya sendiri yang diinginkan. Selalu menunggu pemerintah mengulurkan
tangannya, sayangnya yang ditunggu tidak merasa. Kasian :D
Sunday, 8 December 2013
Cerpen: Kau
Ini adalah kali
kedua aku melihatmu bersama orang yang kau sebut sebagai kekasih. Genggaman
tanganmu pada jemarinya membuatku bertanya benarkah itu kau (?) yang sedang
tersenyum bahagia bersama dia?
Aku sedang
menunggumu, sambil memantaskan diri agar nantinya aku layak bersanding
denganmu. Seperti kata orang bijak kebanyakan, bahwa orang yang baik tentunya
akan diperuntukkan kepada orang yang baik pula. Jika memang demikian, apakah
itu dirimu?
Tidak menutup
kemungkinan memang, Tuhan memberi rencana lain untukku.
Jika itu bukan
dirimu. Dan aku harap itu bukan dirimu. Semoga Tuhan bisa segera mempertemukan
kita. Kemudian kau segera datang menjemputku, memintaku dengan baik-baik dari kedua orang tuaku. Berjanji akan membahagiakanku di dunia dan di akhirat nantinya.
Karena aku takut ada
orang lain yang datang, namun aku tak mengenalimu. Sehingga akupun mengira kau
adalah dirinya.
Datanglah segera....
gambar dari sini
Datanglah segera....
gambar dari sini
Keputusan
Dalam hidup ini
pasti suatu saat kita akan dipertemukan dengan persimpangan jalan, dan mau tak
mau harus memilih dan membuat keputusan. Harus memilih, bahkan tidak memilihpun
adalah sebuah pilihan dan merupakan suatu keputusan. Dan setiap pilihan dan keputusan
itu akan dipertanggung jawabkan.
Beberapa hari ini
yang lalu saya kembali mendapatkan pelajaran hidup luar biasa itu, tentang
membuat keputusan.
Setiap orang harus
siap mempertanggung-jawabkan keputusannya, apapun keputusan itu. Siap dengan
segala resiko yang ada, siap dengan segala cabang-cabang yang kadang kita
sendiri tak menyadari bahwa ialah akibat yang ditimbulkan dari keputusan itu.
Menjadi apa dirimu
saat ini, merupakan kumpulan keputusan yang telah kau buat sejak kau memahami
bahwa dirimu mempunyai kesempatan untuk memilih. Meski tak bisa dipungkiri
keputusanmu itu merupakan hasil akumulasi pengaruh orang-orang disekitarmu,
namun sekali lagi itu pulihanmu, terpengaruh apa kata mereka begitu saja atau
tidak.
Bahkan saat kau
terpaksa memenuhi keinginan orang lain pun dalam urusan hidupmu sendiri, itu
artinya kau telah memutuskan untuk mengikuti keinginannya, dengan alasan apapun
itu. Sekali lagi, kau telah mengambil keputusan. Menurut atau berontak
merupakan suatu pilihan.
Hidup ini penuh
dengan keputusan, tidak hanya memutuskan hal-hal yang jelas terlihat untuk
dipilih. Bahkan keputusanmu untuk meluangkan waktumu sebentar membaca tulisan
ini juga merupakan sebuah keputusan bukan?
Monday, 2 December 2013
Transisi
Tansisi..
Masa yang biasanya
orang lain tak menyukainya, masa yang kadang ku benci. Karena dimasa-masa itu
aku harus kembali bergelut dengan pembiasaan baru. Tapi tetap saja aku merasa
begitu menjengkelkannya masa itu, karena itu artinya,,aku harus berpisah dengan
masa lalu.
Ini bukan tentang
masa transisiku. Tapi masa transisi orang lain yang seringkali kusebut mereka
dekat denganku. Entahlah mereka menyebutku seperti apa. Tak jauh beda dengan
beberapa tahun lau. Masa itu kembali berulang.
Mereka telah
menjemput takdirnya lebih dulu.
Ketika aku sedang
menunggu kakak kostan yang sedang sidang skripsi. Tak ada yang lebih
membahagiakan saat melihat senyumnya mengembang dan memeluku erat. Sungguh, aku
ikut bahagia dengan itu.
Bahkan pada momen
bahagia lainnya. Aku ikut rempong, bahkan yang paling ekstrim juga minta
didandanin. Bertingkah seperti layaknya seorang anak bawang yang mengikuti
apapun yang dilakukan kakaknya. Kemudian numpang narsis berfoto-foto ria dengan
kakak kostan (juga). Dan ini juga sungguh, aku ikut bahagia karena mereka,
meskipun di dalam hati kecil ada yang berbicara,"sebentar lagi mereka akan
meninggalkanmu Nis".
Ah iya, memang sudah
saatnya mereka memenuhi takdir masing-masing. Suatu saat nanti aku pasti juga
demikian.
Waktu terus berlalu.
Setiap orang punya urusan masing-masing. Setiap jiwa kan menemui takdirnya.
Memang seharusnya demikian, pun juga diriku. Suatu saat kan pergi juga
meninggalkan masa lalu. Karena ditinggalkan atau meninggalkan adalah suatu
pilihan.
Semoga dengan
menyusun beberapa kata di sini, setidaknya bisa menyampaikan beberapa patah isi
hati. Sebentuk kata sederhana sebagai pengganti lidah yang ada tempat untuk
mengungkapnya, karena terkadang pendengar terbaik adalah kertas putih yang siap menerima coretan apapun, kita semua memilikinya.
Saturday, 30 November 2013
Di negara ini sudah
cukup banyak daerah yang secara administratif memiliki kepala daerah, tetapi
tak punya pemimpin. Sebab kepala daerah yang memanfaatkan sumber daya di
wilayahnya atas nama kekuasaan dengan sendirinya tidak memiliki mental
kepemimpinan. Itulah pemimpin yang mewarisi mental penguasa
Saifur
Rohman-Pemimpin Tanpa Keteladanan
Jadi pilih yang mana
nih, pemimpin yang mewarisi mental penguasa, atau penguasa yang memiliki mental
pemimpin?
-KOK-
Lomba Lari
Perbincangan Jum’at
pagi, dua belas minggu yang lalu mengingatkanku pada sebuah masa saat aku masih
kecil, dan mungkin karena aku menyukai kisah, ingatan itu masih melekat hingga
sekarang.
Ini tentang sebuah
kisah yang terdengar dari walkman yang sedang ngetrend dimasanya. Aku ingat
betul bagaimana perjuanganku untuk sampai bisa mendapatkannya. Tapi cerita ini
lebih dari sekedar perjuanganku mendapatkan walkman
itu. Suatu saat aku mendengar ceramah seorang ustadz yang berkisah di sebuah
stasiun radio.
Ini tentang kisah
perjuangan, perjuangan sebenar-benarnya seorang pejuang. Analogi sederhana,
namun dapat diterima oleh anak SMP seusiaku dulu.
Perjuangan itu
adalah perjuangan lomba lari. Bukan sekedar lomba lari memang, tapi ini
perjuangan kehidupan. Dalam sebuah lomba lari, pasti setiap orang ingin
mencapai finish. Bagaimanapun juga, finish adalah harga mati yang harus
dicapainya. Juara berapapun ia.
Sama seperti
manusia. Ketika lahir, seorang anak manusia diciptakan sama. Ibaratnya, ia
adalah kandidat peserta lomba lari yang sangat berkesempatan untuk bisa sampai
digaris finish. Ia masih lemah, belum bisa melakukan apapun selain menangis.
Tuhan memberinya bekal jasad, akal dan hati. Selanjutnya orang tua dan
lingkungannyalah yang akan membetuknya menjadi manusia seperti apa,
membentuknya akan tiba di garis finish atau tidaknya? Satu keuntungan bagi ia
yang dilahirkan dari rahim seorang muslim. Karena jika ia menjadi muslim, itu
artinya ia telah mempunyai tiket untuk mengikuti perlombaan lari, begitu pula
sebaliknya.
Perlombaan dimulai.
Memang tidak semuanya serempak, peserta memulai lomba mengikuti masanya
masing-masing. Ah iya, bedanya disini cepat lambat bukanlah hal utama, yang
paling penting adalah sampai finish. Dan iapun memulai lombanya masing-masing.
Awalnya secepat kilat ia berlari, ingin mengejar kawan lain yang ada di depan
sana. Tak peduli sekeras apa jalan itu, tak peduli selancip apa kerikil yang
menyertainya, ia tetap semangat, tak ingin menyisakan sedikitpun waktunya untuk
berleha-leha.
Beberapa saat
kemudia ia mulai lelah. Kelelahannyapun diuji dengan semakin berkeloknya
kelokan, semakin bercabangnya jalan. Ia mulai gamang. Samapai akhirnya ia
memutuskan untuk mencari orang yang bisa ia jadikan teman untuk berjalan
bersama, saling membantu dengan harapan dapat mencapai garis finish nantinya.
Perjalananpun dilanjutkan, ia yang dulu tak mempunyai kawan, kini tidak
sendirian. Ada si dia yang menemaninya, yang menyemangati dan ia semangati.
Jalan semakin
terjal. Mereka semakin mengencangkan ikatan. Lama berselang kemudian mereka
dapati satu-persatu orang di samping kanan kirinya berjatuhan, tak cukup bekal
atau tidak menggunakan bekalnya dengan benar barangkali.
Tapi masih banyak
juga yang bersemangat. Tak jarang ia disalip dari kanan kiri. Anehnya setiap
orang yang menyalip itu selalu menyunggingkan senyum menyemangati. Mereka makin
bersemangat. Keringat makin mengucur deras, jalan makin parah, tak hanya berkelok
dan terjal, tapi juga berlubang. Berita baiknya mereka tak kahabisan bekal dan
akal, mereka memanfaatkan bekal awal dari Tuhan tadi dengan sebaik-baiknya.
Sampai akhirnya ia mencapai finish. Betapa gembiranya hati mereka. Namun
ternyata ada pula orang-orang yang tidak mempunyai tiket, bukan peserta lomba
lari, tapi ternyata ikut lari. Mereka tak dapat mencapai finish, belum melewati
garisnya, mereka sudah disuruh berhenti oleh petugas di sana. Disuruh keluar
dari area permainan karena ia bukan pemain. Sayang.
Itulah manusia,
dengan perjalanannya yang panjang. Mempunyai satu tujuan bersama. Meskipun
dalam satu kompetisi, tak menyikut kiri kanan tapi malah memberi senyuman,
indah bukan?
Itu pula bedanya
muslim dengan yang belum muslim. Kita sama-sama berlari, sama-sama memberikan
kebaikan. Namun mempunyai beda akhir, antara yang menjadi pemain dan hanya ikut
bermain.
Bogor, 20131130
Manusia Tidak Berguna
Pernahkah merasa menjadi orang paling tidak
berguna sedunia?
Ketika tugas-tugas dan laporan bertebaran
tidak terselesaikan. Belum hilang yang satu tumbuh seribu. Ketika proposal, surat-surat
dan LPJ harus selalu direvisi karena belum benar. Kemudian hati kecilmu berkata
“Hei..mengapa kau tak pernah becus menyusun huruf-huruf itu.”
Bahkan orang-orang terdekatmupun mulai
menyangsikan kredibilitasmu sebagai seorang yang bisa dipercaya.
Masihkah menganggap dirimu sendiri berguna?
Saya pernah berfikir demikian. Tapi taukah,
bahwa ada yang 19 atau 20 tahun yang lalu hampir mengorbankan jiwanya hanya
untuk manusia yang menganggap dirinya sendiri kini tak berguna. Ada yang
menyisipkan namamu dalam setiap sujud dan doanya. Ada yang diam-diam (meski tak pernah kau tahu) ternyata memuji
kehebatanmu di depan teman-temannya. Ada yang mempunyai harapan agar kau bisa bahagia, seperti apapun pilihanmu. Hanya
itu, sederhana saja.
Dan satu hal yang paling penting, ada Tuhan
tidak menciptakanmu dengan sia-sia.
Seperti apapun dirimu sekarang, ternyata ada
yang diam-diam berharap, ada yang ternyata mengharapkan. Karena seutuhnya
dirimu bukan milikmu sendiri.
Lalu adakah alasan untuk tidak menghargai apa
yang telah kau perbuat selama ini. Adakah alasan untuk tidak segera bangkit dan
mewujudkan harapan sesiapapun yang berharap itu?
Mungkin sebelum melakukan itu ada baiknya
sesekali kau memberi apresiasi pada dirimu dengan mengucapkan dalam hati,
"Wahai diriku, terimakasih untuk segala yang kau perbuat selama ini,
selamat berjuang. Aku akan terus mendoakan kebaikan untukmu. Semangaaatthhh!!!"
Thursday, 29 August 2013
Amanah Baru (?)
Menjadi divisi acara bukan hal yang
baru bagi saya, apalagi acara ospek semacam ini. Persis setahun lalu saya
menjadi divisi acara ospek kampus mahasiswa baru. Dan hal itu terulang sekali
lagi tahun ini, bedanya jika dulu jadi sekertaris divisi, sekarang jadi ketua
divisinya.
Pengalaman pernah mendapatkan amanah
yang sama merupakan salah satu alasan saya menerima amanah itu. Sebelumnya saya
harus berfikir puluhan kali untuk berkata iya. Bukan hal yang mudah, karena
pasti dengan saya menerima amanah ini, akan banyak hati-hati
Perkara Jodoh
Saya
adalah orang yang sepenuhnya percaya bahwa perkara jodoh sudah ada yang
mengatur. Jodoh adalah rezeki yang tidak akan datang tanpa dijemput, dan ia sudah
ditulis Tuhan di Lauful Mahfudz. Jika ada orang yang bertanya, “Siapa jodohmu?”.
Mungkin jawaban yang paling tepat adalah, “Ah, sudah ada. Tapi mungkin belum
ketemu, atau mungkin..sudah bertemu, namun saya belum menyadari pertemuan itu. Aihh..sudahlah,
belum ataupun sudah, yang pasti sekarang saatnya saya memantaskan diri dulu
sebelum menyadari pertemuan itu”
#okehsip
Gambar
Tuesday, 13 August 2013
Kerinduan
Sepertinya jarak dan waktu memang dicipta untuk tau sedalam apa kasih sayang tertanam, sejauh mana kerinduan bermakna.
Semoga masih ada masa untuk kembali berjumpa....
Menyebalkan
Saat paling menyebalkan bagi seorang pecinta adalah ketika yang dicintanya dihina namun ia tak mampu membela
"Huhh..gimana pertanian indonesia mau maju kalo kebanyakan lulusannya kerja di bank. Harusnya namanya bukan institut pertanian, tapi institut perbankan," pernyataan menyedihkan sore itu
Friday, 21 June 2013
Jika
Jika
hari ini mulut kita banyak mengeluh karena cerita hidup, semoga esok ia
kembali bertutur bijak memaknai hikmah akan kisahnya..
Jika hari ini iman kita surut, semoga esok gelombang keimanan kembali pasang dan mengikis kufur menjadi syukur..
"Apapun yang terjadi hari ini sudah merupakan suatu rencana dari Sang Maha Perencana.
Mungkin ada yang terasa tak menggembirakan,
Tapi yakinlah wahai hati.. ada hal baik yang akan kita temukan lagi.
Mungkin belum sekarang, tapi nanti ketika kisah kita yang lain membukanya kembali"
Selamat beristirahat, selamat menantang kisahmu yang lain esok hari ;)
Monday, 10 June 2013
Kolaborasi
Apakah dimatamu aku
seperti sang ratu semesta yang pangkatnya begitu tinggi hingga kau tak bisa
meraihnya?
Atau aku seperti malaikat
pencabut nyawa yang selalu mengintai kesalahan para pendosa?
Hey, aku sama seperti
kalian. Sama-sama makan nasi bukan berlian.
Jika kau bertanya makhluk
seperti apa aku ini.
Aku adalah anak kecil yang
empat tahun lalu ditanya oleh seorang kakak kelas kenapa ingin ikut organisasi?
Lalu dengan bangganya aku yang masih polos itu
Friday, 24 May 2013
Proposal dan Surat-surat itu...
Proposal dan
surat-surat itu akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai
perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi
mimpimupun tentang proposal. Tentang surat-surat yang belum di tanda tangan,
proposal yang dicoret-coret. Lagi-lagi memang seperti itu. Ia akan menyedot
saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel
di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur
dipaksa berlari.
Tuesday, 14 May 2013
Cerpen: Cinta Laki-laki Biasa
MENJELANG hari H, Nania masih sukar mengungkapkan alasan kenapa dia
mahu menikah dengan lelaki itu. Setelah melihat ke belakang, hari-hari
yang dilalui, gadis cantik itu sedar, keheranan yang terjadi bukan
semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama,
kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania.
Mereka ternyata sama herannya.
“Kenapa?” tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati
hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.
Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan
lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai
Saturday, 13 April 2013
Sebuah Tragedi
“Salsa, Suryo
ngelaporin kamu ke BP. Cepetan kamu foto. Kayanya bentar lagi kamu dipanggil ke
BP.” Arin meneriakiku dari luar.
Wajahku pucat. Tanganku
dingin. Tidak cukupkah kejadian memalukan tadi? Ini kali pertama aku dipermalukan
sekaligus disakiti. Perih.
“Iya Rin, makasih
infonya,” jawabku singkat. Rina segera meluncur pergi, mencari informasi lagi.
“Salsa, kita ngedukung
kamu kok,” Lia menepuk bahuku. Aku hanya mengangguk lemas.
Segera kutanggalkan
jilbab putihku. Menyisir beberapa helai rambut kemudian menaburkan sedikit
bedak putih di wajah. Ah, betapa bodohnya, bedak itu tak akan mempan
menyembunyikan wajah pucatku.
“Ayo Salsa,” Lia
membetulkan kerah bajuku.
Sebentar saja aku
berkaca dan kemudian memandang sekeliling laboratorium biologi. Dari dalam sini
bisa kulihat sekumpulan orang berkumpul di depan ruangan ini.
“Jpret..jpret..” cukup
dua kali sang tukang foto mengambil fotoku. Foto yang akan kupakai seumur
hidup. Foto ijazah. Segera saja aku memasang kembali jilbabku, merapikannya
seperti semula.
“Tenangin diri kamu
dulu Sa. Tadi aku dapet surat panggilan dari BP, kamu dipanggil sekarang. Tapi
kalau kamu belum siap jangan maksain diri. Ini minum dulu,” Arin yang baru
datang menyerahkan segelas air mineral dingin.
“Makasih Rin, mending
sekarang aja biar semuanya langsung beres.” Aku minum sebentar dan langsung
meluncur ke ruang BP ditemani kedua sahabatku. Di luar, seperti yang kuluhat
tadi, ada sekelompok orang berkumpul. Saat aku lewat, mereka memandangiku dalam
diam. Entahlah, seperti pandangan iba, kasihan, atau apalah itu. Perasaanku lengkap
seperti terdakwa yang akan diadili.
“Salsa, kami dukung
kamu kok. Semangat yaa. Kita semua juga tahu si Suryo itu orang macam apa”
Saras, teman sekelasku, salah satu dari mereka angkat bicara. Entahlah, kalimat
itu sedikit membuat hatiku tenang.
Friday, 12 April 2013
Wednesday, 10 April 2013
Aku Tak Meminta Nasehatmu !!
Saat aku memintamu untuk mendengarkan dan engkau mulai
memberikan nasihat, engkau tidak melakukan apa yang kuminta. Saat aku memintamu
untuk mendengarkanku dan engkau mulai bertutur mengapa seharusnya aku tak merasa begitu, engkau menghina
perasaanku. Saat aku memintamu untuk mendengarkan dan engkau merasa harus
melakukan sesuatu untuk memecahkan masalahku, engkau mengecewakanku, meski
mungkin ini terdengar aneh. Dengarkan! Aku hanya memintamu untuk mendengarkan;
bukan berbicara atau berbuat—dengarkan saja aku... Aku bisa berbuat sendiri, aku bukan tak berdaya. Mungkin agak
kurang semangat dan kehilangan kepercayaan diri, tetapi bukan tak berdaya. Jika
engkau melakukan sesuatu untukku, padahal aku bisa dan harus kulakukan sendiri,
engkau hanya menambah rasa takut dan perasaan ketidakmampuanku. Tapi, jika
engkau menerima kenyataan bahwa aku merasakan apa yang aku rasakan, seberapapun
tak masuk akalnya, maka aku bisa berhenti berusaha meyakinkanmu dan mulai
berusaha memahami apa sebenarnya dibalik perasaanku yang tidak masuk akal itu.
Dan jika hal itu sudah jelas, jawabannya pasti akan muncul dan aku tak perlu
nasihat. The 8 habit (steven R Covey)
gambar bisa diambil di sini
Subscribe to:
Posts (Atom)
Alhamdulillah akhirnya inget password blog, semoga azzam buat nulis rutin di blog bukan hoax!
-
Tulisan ini pernah dimuat di sini Khoirunnisak, fasilitator Pulau-Pulau Kecil Terluar Kementerian Kelautan dan Perikanan nampaknya me...
-
“ Masih kuingat, ketika seorang sahabat berkata bahwa dirinya sekarat saat kehilangan seorang sahabat. Mungkin sedikit berbeda. Saat sa...
-
Dalam hidup ini pasti suatu saat kita akan dipertemukan dengan persimpangan jalan, dan mau tak mau harus memilih dan membuat keputus...